Minggu, 01 April 2012

laporan praktikum fisiolofi tumbuhan


A.    PRAKTIKUM KE:1
B.     JUDUL
Mengamati Proses Osmosis pada Tumbuhan
C.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pernahkah kita memikirkan bagaimana caranya udara dan air masuk ke dalam tubuh tumbuhan? Semua sel tumbuhan dikelilingi oleh selaput atau membran. Membran sel tidak dapat dilalui oleh semua zat. Membran sel berfungsi seperti tirai kasa di jendela rumahmu yang dapat dilalui udara tetapi tidak dapat dilalui benda-benda yang besar seperti serangga atau kerikil bahkan nyamuk. Bagaimana zat-zat tertentu dapat melalui membran sel? Sel-sel tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel.
Sel tumbuhan memerlukan oksigen dan karbondioksida, serta bagaimana zat-zat tersebut bergerak melewati membran sel? Bagian-bagian penyusun zat di alam ini selalu dalam keadaan bergerak. Bagian-bagian penyusun zat yang ukurannya sangat kecil disebut partikel. Partikel tersebut menyebar merata ke segala arah. Zat-zat bergerak dari tempat yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Proses perpindahan zat seperti tersebut disebut difusi. Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat dalam volume tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua tempat tersebut sudah sama. 
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
2.      Tujuan
Untuk mengetahui proses osmosis pada sel tumbuhn
D.    DASAR TEORI
1.      HUBUNGAN AIR DENGAN TUMBUHAN
Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan. Untuk lebih rinci perhatikan
A.    peranan air bagi tumbuhan di bawah ini :
1.         Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari semua makhluk hidup (tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan herba jumlahnya mungkin akan mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu untuk berada dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisma.
2.         Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-jaringan yang tidak berkayu. Apabila sel-sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel-sel ini akan berada dalam keadaan kukuh. Tekanan yang diciptakan oleh kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi mengembang, dan apabila jumlah air tidak memadai maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan mengerut dan terjadilah plasmolisis.
3.         Alat Angkut. Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut materi disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk melalaui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian juga karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan-jaringan lainnya yang tidak berfotosintesis dengan cara yang sama.
4.         Pendingin. Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan mendinginkan tubuhnya dan menjaga dari pemanasan yang berlebihan.
B.     Masuknya Air dalam Tumbuhan
Tumbuhan umumnya menyerap/ mengisap air tanah oleh sistem akarnya, meskipun pada beberapa tumbuhan sederhana seperti lumut kerak dan lumut daun mampu menyerap air dari sekitarnya secara langsung. Air memasuki akar melalui bulu-bulu akar yang sangat halus yang berada seitar 6 mm setelah tudung akar. Sistem bulu akar ini memperluas permukaan aktif yang mampu menyerap air, dan secara terus menerus diperbaharui sesuai dengan pertumbuhan akar menembus tanah
1.      Pergerakan Air dalam Tumbuhan
Dalam tumbuhan paku-pakuan dan juga dalam spermatofita air bergerak melalui jaringan khusus yang disebut xylem, yang strukturnya sangat berbeda-beda tergantung pada pengelompokannya, yang secara umum bersamaan dengan bentuk tabung. Air didorong naik sebagian akibat daya kapiler, tetapi sebagian besar bergerak anik akibat perbedaan terkanan antar daun dengan akar yang akan menghasilkan aliran yang terus-menerus melalui tumbuhan. Dalam tumbuhan yang tidak mempunyai jaringan xylem air diangkut ke seluruh tubuh oleh proses osmosis.
2.       Bagaimana air meninggalkan tumbuhan
Umumnya air yang masuk ke tanah dan tumbuhan akan hilang melalui proses penguapan, dan hanya 2% air yang diserap oleh akar akan dipakai membentuk lebih banyak materi tumbuhan. Pada prinsipnya air akan meninggalkan tumbuhan melalui tiga cara:
- Transpiransi, yaitu bagian yang paling utama dari kehilangan air ini. Dalam daun air akan diuapkan dari dinding sel ke ruang antar sel. Dari sini didifusikan ke luar ke udara melalui lubang kecil di daun yang disebut stomata/ mulut daun. Mulut-mulut daun ini akan terbuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Fungsi utamanya adalah memberi kemungkinana untuk erjadinya pertukaran gas antara tumbuhan dengan udara.

3.       Laju Kehilangan Air
Jumlah air yang diperlukan oleh tumbuhan dan konsekuensinya daya toleransi terhadap lingkungan adalah ditentukan utamanya oleh laju kehilangan air, yang harganya tidak saja dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tetapi juga oleh keadaan tumbuhan itu sendiri.
C.     Osmosis
Pada tahun 1784, ahli fisika Perancis menemukan suatu fenomena, bila wadah alkohol yang terbuat dari kandung kemih babi diisi alkoholo kemudian dimasukkan ke dalam air, maka kantung tersebut akan menggelembung. Dari pengamatannya ternyata diketahui bahwa air akan menerobos masuk melalui dinding semipermeabel (membran semipermeabel) dari kantung yang terbuat dari kandung kemih babi tersebut. Membran semi permeabel adalah suatu membran yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati oleh partikel pelarut, tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel zat terlarut.
 Pada proses osmosis, pelarut bergerak dari dua arah yang berlawanan dengan kecepatan yang berbeda. Pelarut dari konsentrasi rendah (larutan encer) berpindah ke konsentrasi tinggi (larutan pekat) dengan kecepatan yang lebih besar dibandingkan kecepatan gerak pelarut dari arah sebaliknya. Pelarut dari larutan encer akan lebih banyak berpindah ke larutan pekat. Perpindahan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat ini disebut proses osmosis.
Akibat perpindahan pelarut tersebut, permukaan larutan pekat berangsur menjadi lebih tinggi. Aliran pelarut akan mencapai kesetimbangan, jika aliran pelarut dari larutan encer ke larutan pekat, dan sebaliknya, telah memiliki kecepatan yang sama. Pada kesetimbangan tersebut terdapat perbedaan ketinggian larutan encer dan larutan pekat. Perbedaan tinggi kedua larutan menyebabkan adanya perbedaan tekanan di antara kedua larutan. Tekanan pada sisi larutan pekat lebih tinggi dari pada tekanan pada larutan encer sebesar tekanan osmotik. Tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan agar pelarut tidak berpindah ke larutan pekat disebut tekanan osmotik.
1.        Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik (π) adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Air menerobos masuk melalui membran semipermeabel sehingga permukaan pada corong tistel akan naik yang diakibatkan oleh adanya tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan sehingga menjadi sejajar pada permukaan sebelumnya.


2.      Manfaat tekanan osmotik
 Tekanan osmotik berpegaruh terhadap sel didalam tubuh, pengaruh tekanan osmotik berhubungan dengan “osmoregulasi” yaitu mekanisme homeostatis suatu sel organisme untuk mencapai kesetimbangan tekanan osmotik dengan lingkungannya. Jika tekanan osmotik didalam sel dengan luar sel seimbang maka dikatakan sebagai keadaan isotonik pada keadaan ini volume sel tidak mengalami perubahan volume. Jika tekanan osmotik didalam sel lebih besar maka cairan dalam sel bisa keluar sehingga sel akan mengkerut, sebaliknya disebut hipotonik yaitu liquid diluar sel akan masuk ke sel sehingga sel akan bertambah besar.
TUMBUHAN
a.       Kentang

Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi salah satu komoditi penting. Kentang juga merupakan komoditas hortikultura yang paling berpeluang untuk pengembangan agribisnis dan agroindustri dibandingkan dengan komoditas hortikultura lainnya. Besarnya peluang ini disebabkan harga kentang relatif stabil, potensi bisnisnya tinggi, segmen usaha dapat dipilih sesuai dengan modal, pasar terjamin dan pasti.
Konsumsi kentang untuk pasar tradisional mencakup 90 persen dari total pasar kentang di Indonesia, belum lagi peluang pasar lainnya seperti : pasar swalayan, restoran dan untuk bahan baku industri.



b.      Mentimun /timun
Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.
Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.


E.     PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      Waktu dan Tempat
a.       Waktu : 27 Oktober 2011
b.      Tempat : Laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
2.      Alat dan Bahan
a.       Alat :Cawan petri, Gelas kimia, Pisau, Pengaduk, Tusuk Gigi.
b.      Bahan : Air, Garam halus, Kentang, Timun.
3.      Cara kerja
a.       Iris kentang dan timun yang berukuran sedang dengan ketebalan kurang lebih 0,5 cm, sebanyak 4 potong. Usahakan ketebalan irisan sama.
b.      Buat larutan garam dengan cara menambahkan 1 sendok makan garam ke dalam 200ml air. Aduk dengan baik hingga rata.
c.       Isi cawan petri pertama dengan larutan garam hinga ¾ bagian tinggi cawan petri, dan cawan petri kedua di isi dengan air. Beri label pada keua cawan petri tersebut agar  melihat hasil pengamatan tidak tertukar.
d.      Masukan masing-masing 2 irisan kentang dan timun kedalam cawan petri tersebut.
e.       Biarkan selama 15 menit kemudian amati tingkat kekerasannya
f.       Lanjutkan pengamatan hingga 30 menit dan amatilagi kekerasannya, selanjutnya tuliskan hasil pengamatan pada laporan pengamatan.







F.     HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      
Hasil







Gambar. 2. Perlakuan Air Garam
 
Gambar . 1. Perlakuan Air
 

                                                        


Tabel 1. Pengamatan Tingkat kekerasan yang terjadi pada timun dan kentang

Perlakuan Air Garam
Perlakuan air
15 Menit
30 menit
15 menit
30 menit
Kentang
-
-
+
+
Timun
-
-
+
+
Keterangan :
Tingkakat  kekerasan ditunjukan dengan tanda +, semakin keras maka tanda + semakin banyak

2.      Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas, dapat dilihat perbedaanya keadaan kentang dan timun pada perlakuan air biasa masi dalam keadaan segar, teksturnya pun masi keras berbeda dengan timun dan kentang pada perlakuan air garam teksturnya lembut dan lama-kelamaan akan kisut atau mengkerut.
Keadaan mengkerutnya timun dan kentang pada perlakuan air garam terjadi karena adanya proses osmosis yang terjadi pada sel tumbuhan tersebut. Proses osmosis merupakan perpindahan air yang terjadi pada konsetrasi larutan yang rendah menuju ke konsetrasi larutan yang tinggi. Air garam memiliki konsentrasi yang lebih tinggi jika dibandingkan denagan air yang ada didalam sel kentang dan timun. Sehingga air yang ada didalam sel tumbuhan mengalami osmosis dan keluar dari sel.
Dengan adanya perpindahan ini maka sel akan mengalami penyusutan sehingga bentuk timun dan kentang terlihat mengkerut dengan tekstur yang lama kelaan akan menjadi lembut. Berbeda dengan keaadaan yang terjadi pada perlakuan air saja. Disini tetap terjai proses osmosis namun air berpinda dari perlakuan air menuju ke dalam sel tumbuhan hal ini terjadi karena konsentrasi air di luar lebih rendah jika dibandingkan dengan konsentrasi air didalam sel. Sehingga keadaan timun dan kentang pun tidak mengalami penyusutan melainkan menjadi segar.
G.    PERTANYAAN
Pertanyaan :
1.      Mengapa irisan kentang dan timun harus mempunyai ketebalan yang sama?
2.      Apakah terdapat perbedaan kekerasan kentang atau timun yang terdapat dalam larutan garam dan yang terdapat dalam larutan air?mengapa demikian?
3.      Apakah terdapat perbedaan kekerasan antara kentang dan timun dalam larutan yang sama? Mengapa demikian?
Jawaban :
1.      Irisan kentang dan timun harus mempunyai ketebalan yang sama, agar dapat
memperlihatkan keadaan yang terjadi dalam waktu yang bersamaan. Jika ketebalan berbeda satu sama lain maka waktu yang digunakan dalam proses percobaan tidak sama.
2.      Ada perbedaan, perbedaan ini terlihat dari bentuk yang dihasilkan pada akhir percobaan pada perlakuan air garam tekstur dan kekerasan mengalami perubahan dimana teksturnya menjadi lebih lembut dan bentuknya mengalami penyusutan hal ini terjadi karena pada perlakuan air garam terjadi peristiwa osmosis yaitu air berpindah dari konsentrasi yang rendah menuju ke konsentrasi yang lebih tinggi. Jadi air yang ada didalam sel kentang dan timun akan keluar menuju ke air garam karena konsentrasi air garam lebih tinggi jika di bandingkan dengan konsentrasi air yang terdapat pada sel tumbuhan tersebut.


Sedangkan pada kentang dan timun dalam air keadaannya semakin keras dan segar hal ini terjadi karena konsentrasi air didalam sel tumbuhan lebih tinggi jika dibandingkan dengan koentrasi air di luar sel tumbuhan sehingga air berpindah dari luar sel menuju kedalam sel tumbuhan dan menjadikan tumbuhan itu semakin segar, keras dan tidak mengalami penyusutan.
3.      Tidak terdapat perbedaan, karena kentang dan timun dalam larutan yang sama, sama-sama mengalami proses osmosis dengan aliran air yang sama sehingga tidak terdapat perbedaan.
Misalnya saja: pada perlakuan air garam keadan kentang dan timun sama-sama mengalami penyusutan hal ini terjadi karen proses osmosis yang terjadi memiliki perpindahan aliran air yang sam.
H.    KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Peristiwa osmosis di pengaruhi oleh konsentrasi antara zat pelarut dengan zat terlarut.
2.      Pristiwa osmosis terdadi dari konsentrasi zat yang rendah menuju ke konsentrasi zat yang lebih tinggi.